* * * Selamat Datang di CIHCS Blog (Pintar bersama, Kaya Bersama) * * * Selamat Datang di CIHCS Blog(Pintar bersama, Kaya Bersama) * * * Selamat Datang di CIHCS Blog (Pintar bersama, Kaya Bersama) * * * Selamat Datang di CIHCS Blog (Pintar bersama, Kaya Bersama * * *

Rabu, 27 Juni 2012

Kenapa Arca dan Candi Kecil?

Oleh : Gugun R Hidayat

Pertanyaan :
Kenapa candi dan arca di Jawa Barat lebih kecil dibandingkan dengan Jawa Tengah dan Jawa Timur?
Jawaban :

Sebelum membahas mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi bentuk candi sehingga terjadi perbedaan antara candi di Jawa Barat dengan candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu
  1. Pengertian 
Candi adalah sebuah bangunan tempat ibadah dari peninggalan masa lampau yang berasal dari peradaban Hindu-Buddha. Digunakan sebagai tempat pemujaan dewa-dewa ataupun memuliakan buddha. Akan tetapi, istilah 'candi' tidak hanya digunakan oleh masyarakat untuk menyebut tempat ibadah saja, banyak situs-situs purbakala non-religius dari masa Hindu-Buddha atau klasik Indonesia, baik sebagai istana (kraton), pemandian (petirtaan), gapura, dan sebagainya, juga disebut dengan istilah candi.
Arca adalah patung yang dibuat dengan tujuan utama sebagai media keagamaan dalam memuja tuhan atau dewa-dewinya. Arca berbeda dengan patung pada umumnya, yang merupakan hasil seni yang dimaksudkan sebagai sebuah keindahan. Oleh karena itu, membuat sebuah arca tidaklah sesederhana membuat sebuah patung.
  1. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Bentuk Candi di Jawa Barat Berbeda dengan Candi di Jawa Tengah dan Timur
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi candi dan arca di Jawa Barat lebih kecil dibandingkan dengan candi dan arca di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Faktor – faktor tersebut diantaranya adalah :
  • Argumen Sosiologis Agrikultural
Pola hidup masyarakat Sunda Kuno adalah berladang. Komunitas peladang ini hidupnya cenderung berpindah-pindah atau nomaden. Masa tinggal mereka di suatu tempat disesuaikan dengan masa berladang yang relatif singkat, yang tak memerlukan teknik irigasi. Maka itu, mereka tak merasa perlu untuk membangun tempat tinggal untuk didiami selama-lamanya. Karena itu, jarang sekali ditemukan bangunan-bangunan kuno peninggalan masa Sunda-Galuh (apalagi masa Salakanagara dan Tarumanagara) seperti biara atau candi.
  • Argumen Proses Islamisas
Islamisasi di Sunda cenderung lebih intensif dibanding dengan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Proses Islamisasi yang lebih intensif berpengaruh pada militansi beragama orang Sunda. Karena keislamannya yang kuat, masyarakat Sunda yang sudah masuk Islam diduga “menghancurkan” bangunan candi-candi sebagai peninggalan agama Hindu Budha dan tempat pemujaan yang bertentangan dengan keyakinan yang diajarkan Islam.
Tambahan pula, bahwa proses masuknya Islam ke Indonesia yang begitu mudah dikarenakan ada persamaan antara Islam dengan monoteisme orang sunda. Pada zaman dahulu sebelum Islam masuk, bahwa orang sunda telah menyembah Sang Hyang yang bersifat monoteisme. Sehingga ketika Hindu Budha masuk, itu begitu sulit dan Islam masuk itu begitu mudah. Jadi wajar ketika Islam masuk, sikap orang-orang muslim didugan menghancurkan arca-arca yang ada.
  • Tradisi Egalitarian Masyarakat
Kebudayaan Jawa dapat didefinisikan sebagai kebudayaan feodal yang hirarkis sementara kebudayaan Sunda adalah kebudayaan rakyat yang egaliter yang mencerminkan kesamaan derajat antar manusia.
  • Realitas Kekuasaan Sunda Pra-Islam.
Di Nusantara, fungsi candi bukan hanya sebagai tempat beribadah para raja semata, tetapi juga sebagai monumen sebuah dinasti yang berkuasa. Pertarungan politik dan adu gengsi kekuasaan antar kerajaan telah menghasilkan candi-candi megah di sekitar Jawa Tengah dan Jawa Timur seperti Wangsa Syailendra dengan Candi Borobudurnya dan Wangsa Sanjaya dengan Candi Prambanannya. Pergantian kekuasaan kerajaan, baik melalui suksesi formal maupun melalui perebutan kekuasaan selalu diiringi dengan pembangunan candi megah sebagai monumen kekuasaannya.
Fungsi candi sebagai monumen kekuasaan seorang raja seperti ini tidak ditemukan di tatar Sunda karena kerajaan yang berkuasa di tatar Sunda hanya satu yaitu Kerajaan Sunda, cuma pusat pemerintahannya saja yang berpindah-pindah sejak dari Galuh (Ciamis), pindah ke Pakuan Padjadjaran (Bogor), pindah lagi ke Kawali (Ciamis) dan kemudian pindah ke Pakuan lagi (Sartono Kartodirdjo, 1977). Dengan kata lain, kekuasaan raja di Sunda tersentralisir dan kemungkinan keratonnya pun hanya satu.
  • Geografis Jawa Barat dan Jawa Tengah dan Timur.
Di Jawa Barat sulit sekali ditemukan bebatuan yang berukuran besar-besar seperti di Jawa Tengah dan Timur. Rumah – rumah yang di buat oleh masyarakat sunda itu kebanyakam berbentuk panggung, bukan permanen batu seperti di Jawa lainnya. Hal ini juga berpengaruh terhadap bentuk-bentuk arca yang ada di Jawa Barat, yaitu kecil-kecil.


Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Candi (Diakses pada tanggal 14 September 2011, Jam 13. 05)http://id.wikipedia.org/wiki/Arca (Diakses pada tanggal 14 September 2011, Jam 13. 10)http://www.wacananusantara.org/4/22/kehidupan-sosial-masyarakat-sunda-kuno (Diakses pada tanggal 14 September 2011, Jam 12. 57)http://www.sunangunungdjati.com/blog/?p=9055 (Diakses pada tanggal 14 September 2011, Jam 13. 15)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar